News Post

Doa Tujuh Tahun Omah Wulangreh Ke Kain Hidup

Semua niat baik pasti akan dimudahkan, demikian pula sebaliknya. Niat baik membawa doa ini hidup dalam selembar kain. Melalui ide batik pagi sore yang dipantik oleh Mas A.R.Y Ogam, Guru Tari Dayak di Omah Wulangreh dan juga pertemuan kami dengan Mba Intan Prisa, salah satu siswi di Omah Wulangreh yang juga menjadi desainer Batik ini, juga ikut serta mendampingi Batik Migunani sampai hari ini. Maturnuwun budi baiknya.

Mengambil motif Pagi Sore dengan 6 motif isen (sebagai penanda tujuh rupa) yang bukan hanya sekadar peralihan waktu, tapi juga perjalanan hidup. Baik itu perjalanan hidup manusia, juga Sanggar kita Omah Wulangreh.

Pagi membawa cahaya pertama, semangat mulia, harapan yang masih bening. Disinilah Mimpi ditanam, niat ditegaskan. Seperti di Juni 2018, tujuh tahun lalu Omah Wulangreh didirikan, dari ketiadaan, keterbatasan, seperti anak yang baru belajar berjalan.

Sore adalah waktu merenung, bayang jadi panjang, cahaya jadi lembut. Warna gelap bukan akhir, justru ia pelukan hangat dari langit. Mengajak untuk bersyukur atas apa yang sudah mulai tumbuh dan terjadi. Semua tantangan terlewati, indah dalam ketenangan. Karena “kemrungsung” dan prasangka hanya akan menghasilkan rugi di kemudian hari.

Pagi sore datang silih berganti, begitulah hidup selalu memberi ruang untuk memulai, dan kesempatan untuk merenung dalam syukur. 

Ia juga mengajarkan dua sisi, dan keduanya harus berjalan dalam keseimbangan. Keseimbangan akan melahirkan keberuntungan. Keberuntungan tidak akan pernah kita terima tanpa persiapan. Menerima perubahan namun tetap setia pada perjuangan nilai. Yang tetap hanya perubahan, bersiap lan Nrima Ing Pandum.

Disemayamkan ke 600 lembar kain yang sudah mulai digarap sejak Agustus 2024, 8 Bulan lamanya. Dari sebuah dusun yang tak punya DNA membatik sebelumnya, hingga kami tantang dan bisa menghasilkan karya yang cukup kompleks pengerjaan dan tantangannya. Dan kami penuh syukur berbangga karenanya. 

Keyakinan membuat yang tak bisa menjadi bisa. Semangat yang sama seperti Omah Wulangreh, untuk semua orang dari yang tak bisa menjadi bisa, bukan hanya untuk satu orang atau satu kelompok saja.

Isen-isen dari Batik Pagi Sore ini ada Kawung sebagai simbol Ibu, kesatuan arah yang menjadi satu. Pancer, dalam budaya Jawa kawung juga melambangkan Suradira Jaya ning Rat, lebur dening pangastuti, pangruwating diyu, serta Memayu hayuning diri, memayu hayuning bawana (kalau ini nanti sesi lain ya dijelaskan, masih banyak waktu kita untuk terus belajar bersama),  

Truntum, simbol cinta yang tak bertepi dan keikhlasan dalam mendampingi. 

Capung, lambang kelincahan jiwa dan transisi kehidupan, 

Bunga Krisan melambangkan keteguhan dan kecantikan abadi. 

Lotus/Teratai atau Sarasija bunga yang tumbuh dari lumpur tapi mekar bersih, menjadi simbol untuk kebangkitan dan kesucian. Dan beras kecer/wos wutah/beras tumpah adalah harapan atas kesejahteraan. 

Semakin kita dimudahkan semakin banyak pula yang bisa dibagikan. 

Bahagia yang bisa diperoleh dengan berbagi. Karena setiap kita adalah jembatan untuk yang lainnya. Sama seperti mural pengingat yang tergambar di gubuk depan Omah Wulangreh. “Berbagi, berbagi, berbagi…. Lalu berbahagialah”

Terimakasih untuk kasih sahabat semua, yang sudah bersama dan setia di tujuh tahun rumah kita bersama, semoga kasih dan doa kami dalam batik ini bisa diterima. Kasih kami yang memilih lirih & bersembunyi. Tapi terus tumbuh dan dibagikan. Bukankah itu semangat dari kesenian dan kebudayaan serta tradisi kita?

Semoga Batik ini tidak hanya membalut tubuhmu, tapi juga membungkus hatimu dengan hangat, dan kembali lagi mengingatkan bahwa keindahan hidup adalah ketika kita bisa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Menerima perubahan yang adalah keniscayaan tapi tetap menjaga semangat dan nilai yang diperjuangkan. Juga menjaga kerendahan hati yang adalah bentuk tertinggi dari harapan.

Seperti benang yang menjadi kain,

Seperti pagi menuju sore,

Seperti bumi yang menengadah ke langit.

Kami titipkan salam dari masa lalu, harapan untuk masa depan, dan peluk hangat untuk saat ini.

Doa yang selalu sama untuk kita semua

Sehat, lancar, slamet, langgeng!

More from
Latest news

Discover latest posts from the NSIDE team.

Recent posts
About